Ustadz Mu’in, demikian ia kerap disapa. Sosok yang memiliki
nama lengkap Mu’inudinillah Basri ini adalah salah satu tokoh penggerak dakwah
di Surakarta dan sekitarnya. Ia lahir di Sukoharjo pada 15 Juni 1966. Sejak
kecil ia telah memiliki semangat belajar agama yang tinggi. Kondisi kekurangan
yang menimpa keluarganya tidak menjadikan dirinya patah arang dalam menggapai
keberhasilan. Ayahnya, Mohammad Basri, meninggal dunia ketika ia masih di
bangku kelas satu Tsanawiyah. Kehidupan keluarganya yang pas-pasan justru
melecut Mu’in kecil untuk bergiat meraup ilmu.
Tapi, Mu’in juga beruntung. Adanya sejumlah ulama dengan
keislaman kuat dalam jalur silsilahnya turut membentuk motivasinya untuk
mendalami Islam. Ia adalah keturunan KH. Imam Rozi, pendiri pesantren Singo
Manjat, Tempursari, Klaten. Kiai Imam Rozi adalah putra Kiai Maryani bin Kiai
Ageng Kenongo. Saat mencapai usia 24 tahun, Imam Rozi bergabung dengan Pangeran
Diponegoro menentang penjajah Belanda,
bersama Kiai Mojo dan para pejuang lainnya. Bahkan, dia akhirnya menikah dengan
RA Sumirah, saudara sepersusuan Pangeran Diponegoro. Ia diangkat sebagai
manggala yudha atau panglima perang dan sebagai penghubung antara Pangeran
Diponegoro dan Paku Buwono VI Surakarta. Kyai Rozi memiliki 4 orang istri.
Dari
jalur ulama inilah silsilah Ustadz Mu’in terhubung sebagai salah satu
keturunannya.
Pendidikan yang ditempuh Ustadz Mu’in turut membentuk
kecintaan dan pemahamannya terhadap agama. Pendidikan setingkat sekolah
dasarnya ditempuh di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Pucangan,
Kartasura, lulus tahun 1977. Lulus SLTP, ia melanjutkan SLTA-nya di Pendidikan
Guru Agama (PGA) Muhammadiyah di Surakarta.
Di jalur non formal, Mu’in bersemangat untuk mencari ilmu di
luar bangku sekolah. Mulazamah adalah salah satu kegiatan favoritnya sejak
kecil. Salah satu gurunya tempat “ngaji kitab” adalah Kiai Abdul Hamid, seorang
lulusan Mambaul Ulum, Surakarta. Dari sang guru, Mu’in muda menyelesaikan
“ngaji sorongan” kitab tafsir Al Munir al-Bantani dan Fiqhus Sunnah karya
Sayyid Sabiq.
Lulus pendidikan guru agama, Mu’in berkeinginan kuat
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Tapi, ia terbentur biaya. Jalan mulai
terbuka saat ia diterima kuliah di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA).
Di tempat inilah, Mu’in membuktikan keseriusan belajarnya. Sejak semester
pertama hingga akhir, ia selalu mendapat ‘ranking’ pertama. “Di LIPIA, saya
berkesempatan melakukan telaah dan diskusi keilmuan yang serius,” ujarnya.
Dunia pergerakan juga digelutinya. Beberapa buku karya Said
Hawwa tercatat menjadi salah satu bacaan yang dikajinya. Beliau juga dekat
dengan sejumlah pengajar, antara lain Ustadz Abdullah al-‘Aidan, Syaikh Yasin
al Khatib dari Baghdad, dan Syaikh Muhammad Manna’ Al Qarniy.
Lulus LIPIA tahun 1990, ia sempat mengajar di Ma’had Al
Hikmah, Jakarta. Saat itulah, peluang melanjutkan pendidikan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi terbuka lebar. Lulusan LIPIA yang mendapatkan
peringkat pertama hingga kelima diberi kesempatan studi dengan beasiswa ke Arab
Saudi.
Studi magister dan doktornya diselesaikan di Jamiah Al Imam, Islamic University Riyadh.
Studi magister dan doktornya diselesaikan di Jamiah Al Imam, Islamic University Riyadh.
Selama menempuh pendidikan di Arab Saudi, Ustadz Mu’in
memiliki banyak pengalaman menarik. Ia terlibat dalam pengembangan dakwah
terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Timur Tengah. Sebuah
Ma’had didirikan untuk menjembatani kepentingan ini. Mu’in mengaku memanfaatkan
kesempatannya dengan aktivitas dakwah. Berbagai kesempatan mengisi kajian
dimanfaatkannya. Aktivitas penerjemahan buku dan pengajaran tahfidz Al-Qur’an
juga pernah dilakoninya.
Di Arab Saudi, Ustadz Mu’in berjumpa dengan kawan-kawan yang
terdiri dari para mahasiswa dari berbagai negara. Tukar pengalaman di antara
mereka turut memperkaya khazanah pemahaman akan situasi dan kondisi dakwah dari
berbagai negara. Ia juga bertemu dengan sejumlah aktivis harakah Islam dari
Mesir, Bosnia Herzegovina, dan lain-lainnya. Pertemuan dengan kawan-kawan dari
sejumlah harakah dari berbagai negara ini merupakan salah satu pengalaman dalam
membangun persaudaraan yang cukup mengesankan.
Tentu saja, pengalaman berharga lainnya adalah belajar agama
secara langsung pada sejumlah masyayikh. Ia pernah belajar ilmu melalui
mulazamah bersama Syaikh Utsaimin dan Syakih Bin Baz. Pengalaman-pengalaman
inilah yang kemudian menjadi cukup berbekas dan sebagian diupayakan untuk
diterapkan saat kembali ke Tanah Air. Kini, hari-hari sang Ustadz diisi dengan
seabrek aktivitas dakwah dan pendidikan. Selain menjadi direktur Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Ibnu Abbas, di Klaten, Jawa Tengah, ia
diamanahi memimpin Program Studi Magiste Pemikiran Islam (MPI) dan Magister
Pendidikan Islam (M.Pd.I) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Sejumlah
artikel maupun buku telah dihasilkannya.
Beberapa contoh bukunya : Dzikir dan Do’a, Indahnya Tawakkal, dan Indahnya Kematian.
Beberapa contoh bukunya : Dzikir dan Do’a, Indahnya Tawakkal, dan Indahnya Kematian.
Tentang kondisi pemikiran kini, Ustadz Mu’in mengajak umat
Islam untuk tidak mudah silau dengan pemikiran keliru, yang sebenarnya “paham
lama”, tapi diberi kemasan baru. “Seseorang bisa terjerembab dalam pemahaman
menyimpang karena dua sebab,. Pertama karena tidak memiliki pemikiran genuine
yang berlandaskan pada pemahaman agam yang baik. Kedua, tidak memiliki
pemahaman menyeluruh tentang kebatilan dan kejahiliyahan,” ujarnya.
Sumber : http://echomouse.blogspot.com/2013/02/dr-muinudinillah-basri-ma.html
Ada kabar gembira yang mengejutkan dimuat portal iyaa.com bahwa Tenaga Kerja Indonesia asal Pati, Jawa Tengah, DS, yang menjadi tersangka pembunuhan majikannya dimungkinkan lolos dari jerat hukuman mati karena masih berusia di bawah ketentuan, kata konsuler pendamping TKI Sukmo Yuwono
BalasHapusTop Slot Machine Casinos Near Atlanta, GA - Mapyro
BalasHapusDiscover and compare the best slot machine 통영 출장샵 casinos 사천 출장샵 in Atlanta, GA. Get reviews, 계룡 출장마사지 ratings, location, phone number, hours, map, 양주 출장마사지 reviews and more. 화성 출장샵
Masyaallah...
BalasHapus